BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Guru sebagai salah satu komponen di
sekolah menempati profesi yang penting dalam proses belajar mengajar. Kunci
keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan
guru. Ia mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
siswanya self concept, pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan dan
sikap serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya masalah sosok guru yang
bagaimana yang kita butuhkan agar ia dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan
siswa sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan.
Guru sebagai pendidik merupakan faktor
penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan
mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria
sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada
guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan (berarti penting) posisi guru dalam
dunia pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Guru sebagai seorang tenaga kependidikan yang professional
berbeda pekerjaannya dengan yang lain, karena ia merupakan suatu profesi, maka
dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya. Dengan demikian guru adalah seseorang yang professional dan memiliki
ilmu pengetahuan, serta mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga orang
tersebut mempunyai peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah pengertian dari
guru?
2.
Apa fungsi dan peranan
guru?
3.
Apa saja tugas dan
tanggung jawab guru?
1.3 TUJUAN
1.
Mengetahui tentang makna seorang guru.
2.
Mengetahui tentang peranan dan fungsi guru.
3.
Mengetahui tentang tugas dan tanggung jawab guru.
4.
Mengetahui tentang sifat-sifat guru.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Guru
Kata guru dalam bahasa Arab disebut Mu’allim dan
dalam bahasa Inggris guru disebut dengan teacher yang memiliki
arti A person whose occupation is teaching others, yaitu
seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. Guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat
adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu, tidak mesti di
lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, surau, mushala, rumah,
dan sebagainya. Maka guru di jaman sekarang sudah mendapat arti yang luas lagi
dalam masyarakat.
Mengingat pendidikan ini sebagai pembinaan
pra jabatan yaitu di satu pihak mempersiapkan mereka untuk menjadi guru dan di
lain pihak membuat mereka menjadi manusia dalam artian manusia berbudaya,
kiranya perlu dikemukakan mengapa guru itu harus menjadi manusia berbudaya.
Oleh kanena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan, jadi pendidikan dapat
berfungsi melaksanakan hakikat sebagai bagian dari kebudayaan kalau yang
melaksanakannya juga berbudaya. Untuk menyiapkan guru yang juga manusia
berbudaya ini tergantung 3 elemen pokok yaitu :
1.
Orang yang disiapkan
menjadi guru ini melalui prajabatan (initial training) harus
mampu menguasai satu atau beberapa disiplin ilmu yang akan diajarkannya di
sekolah melalui jalur pendidikan, paling tidak pendidikan formal. Tidak mungkin
seseorang dapat dianggap sebagai guru atau tenaga kependidikan yang baik di
satu bidang pengetahuan kalau dia tidak menguasai pengetahuan itu dengan baik.
Ini bukan berarti bahwa seseorang yang
menguasai ilmu pengetahuan dengan baik dapat menjadi guru yang baik, oleh
karena biar bagaimanapun mengajar adalah seni. Tetapi sebaliknya biar
bagaimanapun mahirnya orang menguasai seni mengajar (art of teaching), selama
ia tidak punya sesuatu yang akan diajarkannya tentu ia tidak akan pantas
dianggap menjadi guru.
1.
Guru tidak hanya harus
menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang harus dapat diajarkannya,
ia harus juga mendapat pendidikan kebudayaan yang mendasar untuk aspek
manusiawinya. Jadi di samping membiasakan mereka untuk mampu menguasai pengetahuan
yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat menguasai satu dasar kebudayaan
yang kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu diberikan dasar pendidikan umum.
2.
Pendidikan terhadap guru
atau tenaga kependidikan dalam dirinya seharusnya merupakan satu pengantar
intelektual dan praktis kearah karir pendidikan yang dalam dirinya (secara
ideal kita harus mampu melaksanakannya) meliputi pemagangan. Mengapa perlu
pemagangan, karena mengajar seperti juga pekerjaan dokter adalah seni. Sehingga
ada istilah yang populer di dalam masyarakat tentang dokter yang bertangan
dingin dan dokter yang bertangan panas, padahal ilmu yang diberikan sama.
Oleh karena mengajar dan pekerjaan dokter
merupakan art (kiat), maka diperlukan pemagangan. Karena art tidak
dapat diajarkan adalah teknik mengajar, teknik untuk kedokteran. Segala sesuatu
yang kita anggap kiat, begitu dapat diajarkan diakalau menjadi teknik. Akan
tetapi kalau kiat ini tidak dapat diajarkan bukan berarti tidak dapat
dipelajari. Untuk ini orang harus aktif mempelajarinya dan mempelajari kiat ini
harus melalui pemagangan dengan jalan memperhatikan orang itu berhasil dan
mengapa orang lain tidak berhasil, mengapa yang satu lebih berhasil, mengapa
yang lain kurang berhasil.
Berdasarkan tanggung jawab yang
diembannya, pengertian guru dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1.
Guru kelas, jika ia mempunyai tugas untuk mengajarkan sebagian besar mata pelajaran
di satu kelas saja, dan ia tidak mengajar di kelas yang lainnya.
2.
Guru mata pelajaran, jika ia hanya memiliki tugas untuk mengajarkan satu mata pelajaran saja.
3.
Guru bimbingan dan
konseling, yakni guru yang diberi tugas untuk
memberikan bimbingan bagi peserta didik, baik dalam menghadapi kesulitan
belajar maupun untuk memilih karier di masa depan yang sesui dengan bakat dan
minatnya.
4.
Guru pustakawan, yakni guru yang selain memiliki tugas utamanya, ia diberi tugas tambahan
lain untuk mengurus perpustakaan sekolah.
5.
Guru ekstrakulikuler, yakni guru yang diberi tugas tambahan lain sebagai pembimbing kegiatan
ekstrakurikuler, seperti pembinaan pramuka, pembinaaan olah raga, pembinaan
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), seni musik, seni tari, dan lain sebagainya.
Adapun karakteristik guru professional,
yaitu :
1.
Mempunyai komitmen pada
siswa dan proses belajarnya
2.
Menguasai secara
mendalam bahan belajar atau mata pelajaran serta cara pembelajarannya
3.
Bertanggung jawab
memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi,
4.
Mampu berfikir
sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya
5.
Menjadi partisipan aktif
masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
2.2 Fungsi dan Peranan Guru
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa
professional guru mengandung pengertian yang meliputi unsur kepribadian,
keilmuan dan ketrampilan. Dengan demikian dapat diartikan, bahwa kompetensi
profesinalisme guru tentu saja akan meliputi ketiga unsur itu walaupun tekanan
yang lebih besar terletak pada ketrampilan sesuai dengan peranan yang telah
dikerjakan. Adapun fungsi dan peranan guru secara umum, yaitu :
1.
Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh,
panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena
itu, guru harus memiliki standart kualitas pribadi tertentu, yang menyangkup
tanggung jawab, wibawa, madiri dan disiplin
Peranan ini akan dapat dilaksanakan bila
guru memenuhi syarat-syarat kepribadian dan penugasan ilmu. Guru akan mampu
mendidik dan mengajar apabila dia mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa
tanggung jawab yang besar untuk memajukan anak didik, bersikap realistik, jujur
dan terbuka serta peka terhadap perkembangan, terutama terhadap inovasi
pendidikan.
Sehubung dengan peranannya sebagai
pendidik, guru harus menguasai ilmu antara lain mempunyai pengetahuan yang
luas, menguasai bahan pelajaran serta ilmu-ilmu yang bertalian dengan mata
pelajaran/bidang study yang diajarkan, menguasai teori dan praktek mendidik,
teori kurikulum metode pengajaran, teknologi pendidikan teori evaluasi
psikologi belajar dan sebagainya.
2.
Guru sebagai Pengajar
Guru membantu peserta didik yang sedang
berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk
kompetensi, menguasai penggunaan strategi dan metode yang akan diguanakan dalam
proses belajar mengajar dan memahami materi standart yang dipelajari
serta menentukan alat evaluasi belajar yang akan digunakan untuk menilai hasil
belajar siswa.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik
dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan
guru dalam berkomunikasi. Sehubungan dengan itu, sebagai seorang yang bertugas
menjelaskan sesuatu, guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi
peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah. Untuk itu,
terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu:
1.
Membuat ilustrasi
2.
Mendefinisikan
3.
Menganalisis
4.
Mensintesis
5.
Bertanya
6.
Merespon
7.
Mendengarkan
8.
Menciptakan kepercayaan
9.
Memberikan pandangan
yang bervariasi
10.
Menyediakan media untuk
mengkaji materi standart
11.
Menyesuaikan metode
pembelajaran
12.
Memberikan nada perasaan
3.
Guru sebagai Pembimbing
Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan
tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, serta menilai kelancarannya
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu, dilakukan
berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta didik. Tetapi guru memberikan
pengaruh utama dalam perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki
berbagai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan
dilaksanakannya.
Istilah perjalanan merupakan proses
belajar mengajar, baik didalam kelas maupun diluar kelas yang mencakup seluruh
kehidupan. selain itu, guru juga perlu memiliki kemampuan untuk membimbing
siswa, memberikan dorongan psikologi agar siswa dapat mengesampingkan
faktor-faktor internal yang akan menggangu proses pembelajaran, serta guru juga
harus dapt memberikan arah dan pembinaan karier siswa sesui dengan bakat dan
kemampuan siswa. Guru memerlukan 4 kompetensi, yaitu:
1.
Guru harus merencanakan
tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki oleh peserta didik
sehubung dengan latar belakang dan kemampuannya, serta kompetensi apa yang
mereka perlukan untuk dipelajari dalam mencapai tujuan. Untuk merumuskan
tujuan, guru perlu melihat dan memahami seluruhaspek perjalan. Sebagai contoh,
kualitas hidup seseorang sangat tergantung pada kemampuan membaca dan
menyatakan pikiran-pikirannya secara jelas.
2.
Guru harus melihat
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar
itu tidak hanya secara jasmaniah tapi juga harus terlibat secara psikologi.
Dengan kata lain, peserta didik harus dibimbing untuk mendapatkan pengalaman,
dan membentuk kompetensi yang akan mengantar mereka mecapai tujuan. Dalam
setiap hal peserta didik harus belajar, untuk itu mereka harus memiliki
pengalaman dan kompetensi yang dapat menimbulkan kegiatan belajar.
3.
Guru harus memaknai
kegiatan belajar mengajar. Hal ini mungkin merupakan tugas yang paling
sukar tetapi penting, karena guru harus memberikan kegidupan dan arti terhadap
kegiatan belajar. Bisa jadi pembelajaran direncanakan dengan baik, dilaksanakan
secara tuntas dan rinci, tetapi kurang relevan, bermakna, dan imaginative.
4.
Guru harus melaksanakan
penilaian. Guru diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh peserta didik yang merupakan kegiatan penilaian yang hasilnya sangat
bermanfaat terutama untuk perbaikan kualitas pembelajaran.
4.
Guru sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran
memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual maupun motorik sehingga
menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi
dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan seorang
peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan
tidak akan madir dalam berbagai macam ketrampilan yang dikembangkan sesuai
dengan materi standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai pelatih yang
bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan
potensi masing-masing.
Pelatihan yang dilakukan, disamping
memperhatikan kompetensi dan materi dasar, juga harus mampu memperhatikan
perbedaan individual peserta didik dengan lingkungannya. Untuk itu, guru harus
banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal secara sempurna. Guru
menciptakan situasi agar peserta didik berusaha menemukan sendiri apa yang
seharusnya diketahui. Guru harus bisa menahan emosinya untuk menjawab semua pertanyaan
yang ditujukan kepadanya, sehingga kewenangan yang dimiliki tidak membunuh
kreativitas peserta didik.
1. Guru sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta
didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai
penasehat dan dalam berbagai hal dapat berharap untuk menasehati orang lain.
Makin efektif guru menangani setiap permasalahan, maka makin banyak kemungkinan
peserta didik berpaling kepadanya untuk mendapatkan nasehat dan kepercayaan
diri. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan
penasehat secara lebih mendalam, ia harus lebih memahami psikologi kepribadian
dan ilmu kesehatan mental.
2. Guru sebagai Pembaharu
(Innovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah
lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Tugas guru adalah
menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ke dalam istilah atau
bahasa modern yang akan diterima oleh peserta didik.
3. Guru sebagai model dan
Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para
peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Peran dan
fungsi ini patut dipahami, dan tidak perlu menjadi beban yang memberatkan,
sehingga dengan ketrampilan dan kerendahan hati akan memperkaya arti
pembelajaran. Yang harus diperhatiakn oleh guru bila menjadi seorang teladan
yaitu sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui
pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir,
prilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan, dan gaya hidup secara umum.
Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan
dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian ia menyadari kesalahan ketika memang
bersalah.
4. Guru sebagai Pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung dalam
pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan sebagai seorang
pendidik. Ujian berat bagi seorang guru dalam hal kepribadian adalah rangsangan
yang memancing emosinya. Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah
masyarakat, guru juga perlu memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat
melalui kemampuannya, dan keluwesannya dalam bergaul.
Untuk menyempurnakan itu semua, seorang
guru bisa meminta pendapat pada teman sejawatnya atau mungkin peserta didik
tentang penampilannya sehari-hari, baik didalam kelas maupun di luar kelas dan
segera memanfaatkan pendapat yang telah diterima dalam upaya mengubah atau
memperbaiki penampilan tertentu yang kurang tepat.
5. Guru sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam
pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan.
Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan
guru. Oleh karena itu, guru adalah seorang pencari atau peneliti. menyadari
akan kekurangannya, guru berusaha mencari apa yang belum diketahui untuk meningkatkan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Bagaimana menemukan apa yang tidak
diketahuinya? Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu
pula. Apa yang harus dikerjakan, yakni penelitian.
6. Guru sebagai Pendorong
Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat
penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan
menunjukkan proses kreativitas tersebut. kreativitas merupakan sesuatu yang
bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunnia kehidupan disekitar kita.
Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya
tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang.
Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari
bahwa kreativitas yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya dibimbing
dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Guru senantiasa berusaha untuk menemukan
cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan
menilainya.
7. Guru sebagai Pembangkit
Pandangan
Dalam hal ini, guru dituntut untuk
memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya.
Mengemban fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta
didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang
dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini. Oleh karena itu, para guru
perlu dibekali dengan ajaran tentang hakekat manusia dan setelah mengenalnya
akan mengenal pula kebesaran Allah yang menciptakannya.
8. Guru sebagai Pekerja
Rutin
Guru bekerja dengan ketramplan, dan
kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan sering kali
memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa
mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya. Disamping itu,
jika kegiatan rutin tersebut tidak disukai, bisa merusak dan mengubah sikap
umumnya terhadap pembelajaran. Ada beberapa kegiatan rutin yang sering
dikerjakan guru dalam pembelajaran disetiap tingkat, diantaranya :
1.
Bekerja tepat waktu baik
diawal maupun akhir pembelajaran.
2.
Membuat catatan dan
laporan sesui dengan standart kinerja, ketepatan dan jadwal waktu.
3.
Membaca, mengevaluasi
dan mengembalikan hasil kerja peserta didik.
4.
Mengatur jadwal,
kegiatan harian, mingguan, semesteran dan tahunan.
5.
Menyiapkan bahan-bahan
pembelajaran, kepustakaan, dan media pembelajaran.
6.
Menciptakan iklim kelas
yang kondusif.
7.
Guru sebagai Pemindah
Kemah
Guru berusaha keras untuk mengetahui
masalah peserta didik, kepercayaan, dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan,
serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru
yang lebih sesuai. Untuk menjalankan fungsi ini guru harus memahami mana yang
tidak bermanfaat dan barangkali membahayakan perkembangan peserta didik, dan
memahami mana yang bermanfaat.
Guru dan peserta didik bekerja sama
mempelajari cara baru, dan meninggalkan kepribadian yang telah membantunya
mencapai tujuan dan menggantinya sesuai dengan tuntutan masa kini. Proses ini
menjadi suatu transaksi bagi guru dan peserta didik dalam pembelajaran.
9. Guru sebagai Aktor
Untuk mengajar, guru harus memiliki gagasan
dan pegalaman, serta harus menyadari bahwa orang lainpun berkesempatan untuk
memilikinya, ia harus mengembangkan pengetahuan yang telah dikumpulkan serta
mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan pengetahuan itu.
Sebagai seorang aktor, guru melakukan
penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan, dan
merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Guru harus
menguasai materi standart dalam bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya,
memperbaiki ketrampilan, dan mengembangkan untuk mentransfer bidang studi itu.
10.
Guru sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami
potensi peserta didik, menghormati setiap insan, dan menyadari bahwa kebanyakan
insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru telah melaksanakan fungsinya
sebagai emansipator, ketika peserta didik yang telah menilai dirinya sebagai
pribadi yang tidak berharga, merasa dicampakkan orang lain atau selalu diuji
dengan berbagai kesulitan sehingga hampir putus asa, dibangkitkan kembali
menjadi pribadi yang percaya diri. Ketika peserta didik hampir putus asa,
diperlukan ketelatenan, keuletan, dan seni memotivasi agar timbul kembali
kesadaran, dan bangkit kembali harapannya.
11.
Guru sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek
pembelajaran yang paling kompleks yang tidak dapat dipisahkan dengan setiap
segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian
merupakan proses untuk menentukan tingkat penyampaian tujuan pembelajaran oleh
peserta didik. Dalam hal ini, guru perlu memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang memadai. Kemampuan lain yang harus dikuasai guru sebagai
evaluator adalah memahami teknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang meliput
jenis masing-masing teknik, karakteristik prosedur pengembangan, serta cars
menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi, validitas,
realibilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal.
12.
Guru sebagai Anggota Masyarakat
Untuk melaksanakan peranan ini, guru harus
memenuhi syarat-syarat kepribadian dan syarat penguasaan ilmu tertentu. Guru
harus bersikap terbuka, tidak bertindak secara otoriter, tidak bersifat angkuh,
bersikap ramah tamah terhadap siapapun, suka menolong dimana pun dan kapan pun,
serta simpati dan empati terhadap pimpinan, teman sejawat, dan para siswa. Agar
guru mampu mengembangkan pergaulan dengan masyarakat, ia perlu menguasai
psikologi sosial, khususnya mengenai hubungan anar manusia dalam angka dinamika
kelompok.
Sebagai anggota masyarakat, guru memiliki
ketrampilan seperti: ketrampilan dalam membina kelompok, ketrampilan bekerja
sama dalam kelompok, dan ketrampilan menyelesaikan tugas bersama dalam
kelompok.
13.
Guru sebagai Pemimpin
Peranan kepemimpinan akan berhasil apabila
guru memilih kepribadian, seperti: kondisi fisik yang sehat, percaya pada diri
sendiri, memiliki daya kerja yang besar dan antusiasme, gemar dan dapat cepat
mengambil keputusan, bersikap objektif dan mampu menguasai emosi, serta
bertindak adil (Sondang P. Siagian, 1978). Selain dari itu, guru harus
menguasai ilmu tentang teori kepemimpinan dan dinamika kelompok, menguasai
prinsip-prinsip hubungan masyarakat, menguasai teknik berkomunikasi, dan
menguasai semua aspek kegiatan organisasi persekolahan.
Untuk itu, guru harus memiliki berbagai
ketrampilan yang dibutuhkan sebagai pemimpin, seperti: bekerja dalam tim,
ketrampilan berkomunikasi, bertindak selaku penasehat dan orang tua bagi
murid-muridnya, ketrampilan melaksanakan rapat, diskusi dan membuat keputusan
yang tepat, cepat, rasional dan praktis.
Untuku menjadi pemimpin yang baik, perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
· Selalu berbicara secara positif baik kepada bawahan maupun atasan.
· Tidak mencampur urusan pribadi dengan pekerjaan. Gunakan waktu kerja hanya
untuk pekerjaan, bukan urusan pribadi.
· Selalu berbicara optimis dalam menghadapi segala tantangan.
· Selalu membangun dukungan ke seluruh personal dengan cara memberikan pujian
kepada bawahan di depan rekan rekannya.
· Tidak mempermalukan bawahan didepan rekan rekannya. Teguran atau kritikan
hanya disampaikan empat mata.
· Setiap kritikan kepada bawahan, selalu dibarengi dengan koreksi tentang
bagaimana melakukannya dengan lebih baik dan benar.
· Berani mengakui kesalahan didepan bawahan. Sebagian besar orang tidak bisa
menjadi pemimpin yang baik, karena mereka berpikir bahwa mengakui kesalahan
adalah sebuah kelemahan. Sebenarnya, orang orang akan kagum dengan keberanian
kita bila berani mengakui kesalahan kita.
14.
Guru sebagai Fasilitator
Tugas guru tidak hanya menyampaiakan
informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas
memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik, agar mereka dapat belajar
dengan suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan
berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Sebagai fasilitator tugas
guru yang paling utama adalah memberi kemudahan belajar dengan pembelajaran
yang terpadu, accelerated learning, moving class, konstruktivisme,
contextual learning, quantum learning digunakan sebagai model pembelajaran
yang dapat meningkatkan motivasi peserta didik.
Guru harus siap menjadi fasilitator yang
demokratis professional, karena dalam kondisi perkembangan informasi, teknologi
dan globalisasi yang begitu cepat. kondisi ini menuntut guru untuk senantiasa
belajar meningkatkan kemampuan, siap dan mampu menjadi pembelajar sepanjang
hayat, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk belajar dari peserta didiknya.
15.
Guru sebagai Motivator
Sebagai motivator, guru harus mampu
membangkitkan motivasi belajar peserta didik agar siswa lebih semangat dalam
proses belajar mengajar, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.
Peserta didik akan
bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaannya.
2.
Memberikan tugas yang
jelas dan dapat dimengerti.
3.
Memberikan penghargaan
terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik.
4.
Menggunakan hadiah, dan
hukuman secara efektif dan tepat guna.
5.
Meberikan penilaian
dengan adil dan transparan.
6.
Guru sebagai
Administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik
dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan
pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi
teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu
diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan
dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Peranan ini memerlukan syarat-syarat
kepribadian, seperti: teliti dalam bekerja, rajin, harus menguasai ilmu
mengenai tata buku ringan, korespondensi, penyimpanan arsip dan administrasi
pendidikan.
Untuk itu maka guru harus memiliki
ketrampilan, seperti: mengadministrasikan keuangan, ketrampilan menyusun academic
records, ketrampilan menyusun arsip dan ekspedisi, dan ketrampilan mengetik
serta berbagai ketrampilan lainnya yang berkenaan dengan pelaksanaan
adminstrasi ringan di sekolah.
Dari uraian-uaraian berikut, maka dapat
disimpulkan bahwa ada fungsi kesejahteraan guru, yaitu :
1. Fungsi penyembuhan dan
pemulihan (kuratif) remedial dan rehabilitative.
Bertujuan untuk meniadakan
hambatan-hambatan atau masalah social yang ada. Fungsi pemulihan (rehabilitasi) terutama
untuk menanamkan dan menumbuhkan fungsionalitas kembali dalam diri guru maupun
anggota masyarakat. Fungsi penyembuhan dapat bersifat represif artinya bersikap
menekan agar masalah guru yang timbul tidak makin parah dan tidak menjalar.
2. Fungsi pencegahan
Dalam hal ini meliputi langkah-langkah
untuk mencegah agar jangan sampai timbul masalah guru yang baru, juga
langkah-langkah untuk memelihara fungsionalitas guru maupun masyarakat.
3. Fungsi pengembangan
Untuk mengembangkan kemapuan usaha-usaha
guru agar dapat lebih meningkatkan fungsionalitas mereka sehingga dapat hidup
secara produktif.
4. Fungsi penunjang
Fungsi ini menopang usaha-usaha guru agar
dapat lebih berkembang. meliputi kegiatan-kegiatan yang dapat memperlancar
keberhasilan program-program kesejahteraan seperti bidang kesehatan, keluarga,
pertanian dan sebagainya.
2.3 Peran dan Fungsi guru dalam pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses
inkuiri dan reflektif, yang menekankan pentingnya pengalaman dan penghayatan
guru terhadap proses itu. Rancangan pembelajaran harus dikembangkan atas dasar
tujuan-tujuan instruksional yang berorientasi kepada perkembangan siswa.
Perkembangan adalah tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran baik rancangan
jangka pendek maupun jangka panjang mencakup komponen-komponen: (a) Analisis
kurikulum, (b) tujuan instruksional, (c) rencana kegiatan, (d) rencana
evaluasi.
a)
Peran Guru dalam
Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen Kelas
· Pembelajaran yang efektif terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik
baik sebagai dampak instruksional maupun dampak pengiring. Proses pembelajaran
berlangsung dalam suatu adegan yang perlu ditata dan dikelola menjadi suatu
lingkungan atau kondisi belajar yang kondusif.
· Pendekatan pluralistik dalam manajemen kelas memadukan berbagai pendekatan,
dan memandang manajemen kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk mengembangkan
dan memelihara lingkungan belajar yang efektif.
· Masalah pengajaran dan manajemen kelas adalah dua hal yang dapat dibedakan
tetapi sulit dipisahkan. Keduanya saling terkait; manajemen kelas merupakan
prasyarat bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
· Lingkungan belajar dikembangkan dan dipelihara dengan memperhatikan faktor
keragaman dan perkembangan peserta didik. Manajemen kelas dikembangkan melalui
tahap-tahap: perumusan kondisi ideal, analisis kesenjangan, pemilihan strategi,
dan penilaian efektivitas strategi.
· Penataan lingkungan fisik kelas merupakan unsur penting dalam manajemen
kelas karena memberikan pengaruh kepada perilaku guru dan peserta didik
b)
Peran Guru dalam
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah proses memperoleh
informasi untuk membentuk judgment dalam pengambilan keputusan. Informasi yang
diperlukan untuk kepentingan evaluasi dijaring dengan teknik-teknik inkuiri,
observasi, analisis, tes. Pemilihan teknik yang digunakan didasarkan atas jenis
informasi yang harus diungkap sehingga dalam suatu evaluasi bisa digunakan
berbagai teknik sekaligus. Pengolahan hasil pengukuran atas hasil belajar
dimaksudkan untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar
c)
Peran Guru dalam
Memahami Perkembangan Siswa sebagai Dasar Pembelajaran
Selagi pembelajaran merupakan proses
pengembangan pribadi siswa maka perkembangan siswa harus menjadi dasar bagi
pembelajaran. Aspek-aspek perkembangan siswa yang mencakup perkembangan fisik
dan motorik, kognitif, pribadi, dan sosial mempunyai implikasi penting bagi
proses pembelajaran. Implikasi itu menyangkut pengembangan isi dan strategi
pembelajaran, dan kerja sama sekolah dengan orang tua.
2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Selain mengajar, guru juga mempunyai
tugas-tugas lain sebagai berikut:
a)
Wajib menemukan
pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti observasi,
wawancara, melalui pergaulan, angket, dan sebagainya.
b)
Berusaha menolong anak
didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang
buruk agar tidak berkembang.
c)
Memperlihatkan kepada
anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang
keahlian, keterampilan, agar anak didik memilihnya dengan tepat.
d)
Mengadakan evaluasi
setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan
baik.
e)
Memberikan bimbingan dan
penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya
(Ag. Soejono, 1982: 62).
2.5 Sifat-Sifat Guru
Ada beberapa pendapat para ahli tentang
sifat-sifat yang harus dimiliki oleh para guru, antara lain:
a)
Menurut Ngalim Purwanto
(1998: 140-148), syarat-syarat guru adalah: berijazah, sehat jasmani dan
rohani, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkelakuan baik, bertanggung jawab,
berjiwa nasional, adil, percaya dan suka kepada murid-muridnya, sabar dan rela
berkorban, memiliki kewibawaan terhadap anak-anak, penggembira, bersikap baik
terhadap guru-guru lainnya, bersikap baik terhadap masyarakat, benar-benar
menguasai mata pelajarannya, suka kepada mata pelajaran yang diberikannya, dan
berpengetahuan luas.
b)
Menurut Abdurrahman
An-Nahlawi (1989: 239-246), sifat-sifat guru Muslim adalah: hendaknya tujuan,
tingkah laku, dan pola pikir guru bersifat rabbani, ikhlas, bersabar, jujur,
membekali diri dengan ilmu, mampu menggunakan metode mengajar, mampu mengelola
siswa, mempelajari kehidupan psikis para siswa, tanggap terhadap berbagai
persoalan,, dan bersikap adil.
c)
Dalam pandangan Athiyah
Al-Abrasyi (1988: 20-25), sifat-sifat guru yang Islami itu antara lain: zuhud,
bersih tubuhnya, bersih jiwanya, tidak ria, tidak pendendam, tidak menyenangi
permusuhan, tidak malu mengakui ketidaktahuan, tegas dalam perkataan dan
perbuatan, bijaksana, ikhlas, rendah hati, lemah lembut, pemaaf, sabar,
berkepribadian, tidak merasa rendah diri, bersifat kebapaan, mengetahui
karakter murid.
d)
Menurut Mahmud Yunus
seperti yang dikutip Ahmad Tafsir (1992: 82), sifat-sifat guru antara lain:
kasih saying kepada murid, bijak dalam memilih bahan pelajaran, senang melarang
murid melakukan hal yang tidak baik, senang memberikan peringatan, senang
memberikan nasehat, hormat kepada pelajaran lain yang bukan pegangannya, bijak
dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan taraf kecerdasan anak didik,
mementingkan berpikir dan berijtihad, jujur dalam keilmuan, dan adil.
Berdasarkan sifat-sifat yang telah
diungkapkan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat
guru itu pada dasarnya berkaitan dengan sifat kognitifnya, afektif, dan
psikomotornya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kata guru dalam bahasa Arab disebut Mu’allim dan
dalam bahasa Inggris guru disebut dengan teacher yang memiliki
arti A person whose occupation is teaching others, yaitu
seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. Guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat
adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu, tidak mesti di
lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, surau, mushala, rumah,
dan sebagainya. Adapun fungsi dan peranan guru yaitu :
1.
Guru sebagai pendidik
2.
Guru sebagai Pengajar
3.
Guru sebagai Pembimbing
4.
Guru sebagai pelatih
5.
Guru sebagai penasehat
6.
Guru sebagai pembaharu
(innovator)
7.
Guru sebagai model dan
teladan
8.
Guru sebagai pribadi
9.
Guru sebagai peneliti
10.
Guru sebagai pendorong kreatifitas
11.
Guru sebagai pembangkit
pandangan
12.
Guru sebagai pekerja
rutin
13.
Guru sebagai pemindah
kemah
14.
Guru sebagai actor
15.
Guru sebagai emansipator
16.
Guru sebagai evaluator
17.
Guru sebagai anggota
masyarakat
18.
Guru sebagai pemimpin
19.
Guru sebagai pemimpin
Disamping peran dan fungsi guru, maka guru
juga mempunyai tugas dan tanggung jawab, yaitu :
a)
Wajib menemukan
pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti observasi,
wawancara, melalui pergaulan, angket, dan sebagainya.
b)
Berusaha menolong anak
didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang
buruk agar tidak berkembang.
c)
Memperlihatkan kepada
anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang
keahlian, keterampilan, agar anak didik memilihnya dengan tepat.
d)
Mengadakan evaluasi
setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan
baik.
e)
Memberikan bimbingan dan
penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya.
Guru harus memiliki sifat-sifat
diantaranya adalah : berijazah, sehat jasmani dan rohani, takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berkelakuan baik, bertanggung jawab, berjiwa nasional, adil,
percaya dan suka kepada murid-muridnya, sabar dan rela berkorban, memiliki
kewibawaan terhadap anak-anak, penggembira, bersikap baik terhadap guru-guru
lainnya, bersikap baik terhadap masyarakat, benar-benar menguasai mata
pelajarannya, suka kepada mata pelajaran yang diberikannya, dan berpengetahuan
luas.
3.2 SARAN
Kami selaku penulis di makalah ini
menyarankan agar pembaca bisa membaca, memahami dan mengamalkan dengan benar
dengan point demi point untuk menjadi guru yang sesungguhnya, tidak salah dalam
menjalankan peranannya menjadi seorang guru yang sejati, serta kami juga
memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kata atau kalimat yang kurang benar
dalam penulisan maupun ejaan, kami juga menunggu kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan malah ini.